Tampilkan postingan dengan label demam scarletina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label demam scarletina. Tampilkan semua postingan

Jangan Sepelekan Demam Pada Anak ya Mom’s….





Pengalaman ini terjadi pada anak saya yang berusia 6 tahun. Tepat tanggal 28 Oktober 2023, anak saya di prediksi terkena virus kawasaki oleh dr. spesialis anak di rumah sakit besar yang ada di daerah saya. Virus langka yang saya sendiri belum pernah dengar sebelumnya.

Awalnya, anak saya hanya mengeluh sakit tenggorokan sehingga susah untuk menelan. Saya pun membawa anak saya ke klinik terdekat, disana diperiksa oleh dokter umum dan diberi obat seperti pada umumnya. Selang 2hari anak saya demam, namun sebagai ibu saya hanya menganggap itu demam biasa, jadi saya hanya memberinya obat penurun panas tanpa membawanya ke klinik ataupun dokter.

Dua hari kemudian, pas bangun tidur saya mendapati hampir seluruh badan anak saya berwarna merah, dan kami ( saya dan suami memutuskan untuk periksa ke dokter spesialis anak yang ada di rumah sakit besar di kota saya.

Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung meminta anak saya untuk di tes darah. Namun, mungkin karena anak saya sudah berhari hari makannya hanya sedikit, jd darah yang keluar pun hanya sedikit. Dilihat dari hasil tes darah pertama, dokter memprediksikan gejala demam berdarah dan harus dirawat inap.

Pagi berganti malam, tapi demam juga tidak kunjung turun. Dokter memeriksa sesuai dengan jadwal kunjungan, namun dihari ketiga dokter meminta saya dan suami untuk keruangannya. Disana kami diberitahukan bahwa anak kami di prediksi dokter terkena virus kawasaki, karena dokter  melihat kondisi anak saya, bibirnya merah, lidah nya sudah berwarna merah seperti stroberi, diujung ujung jarinya terasa sakit dan kulit agak mengelupas, badan dan kaki bila digerakan terasa sakit serta demamnya pun tak kunjung turun dan juga hasil tes darah yang terakhir diambil menunjukan 80% terkena virus dan bakteri. Dan harus segera di rujuk ke RSHS untuk tes lanjutan,

Hari itu saya merasa tidak tau harus berbuat apa, mendengar anak di diagnosa seperti itu saya pun bingung. Virus yang tidak pernah saya dengar selama ini kenapa tiba tiba ada di tubuh anak saya?? Seketika itu pun saya dan suami searching tentang yang namanya virus kawasaki ini, dan betapa kagetnya kita kalau ternyata virus ini sangat mematika bila telat penanganan.

Tanpa pikir panjang kami pun memutuskan langsung ke bandung. Perjalanan ke bandung yang biasanya sebentar, namun kala itu terasa sangat lama. Mungkin karena pikiran kami sudah seperti benang kusut memikirkan kesehatan anak kami.



Begitu sampai di bandung, kami langsung menuju IGD RSHS. Disana ditanya banyak hal mengenai kondisi anaksaya dan langsung segera diambil tindakan. Mengingat kondisi tubuh anak saya sangat lemah, dan melihat hasil labolaturium rumah sakit sebelumnya, dokter di IGD melakukan semua tindakan mulai ronsen, rekam jantung, tes air seni dan tes pup.



Dari semua tindakan yang dilakukan dokter IGD dan dari kondisi anak saya, dokter IGD juga memastikan anak saya terkena virus. Namun untuk lebih jelas virus atau bakteri apa yang menyerang anak saya, dokter harus melakukan tes jantung ( echo ). Namun tes itu baru bisa di lakukan hari senin.

Malam itu anak saya di beri obat yang jumlahnya lumayan banyak dan itu hanya untuk 1x minum saja, dipasang infusan dan dipindahkan kekamar sampai adatindakan lebih lanjut lagi. Malam itu alhamdulillahnya anak saya dapat tidur dengan pulas, mungkin karena efek dari obat yang di berikan oleh dokter tadi. Mengigat hasil dokter, kini anak saya ditangani oleh 3 dokter spesialis yaitu dr spesialis jantung, dr spesialis inveksi bagian dalam dan dr spesialis penyakit tropis.

Minggu pagi, jadwal kunjungan dokter pun tiba. Dokter memeriksa leher untuk mengetahui kelenjar getah beningnya, tenggorokan, lidah dan suhu badan, namun yang paling terlihat drastis adalah hampir semua kulitnya terlihat sangat kering,kulitnya pun diraba seperti pasir dan ada juga yang bilang seperti amplas. Melihat dari gejala yang baru ini dokter memperkirakan dua kemungkinan, yaitu virus kawasaki dan demam scarletina. Karena ada dua kemungkinan dokterpun melakukan tes swab pada minggu siang harinya.

Hari yang ditunggu tiba, hari senin, hari untuk pemeriksaan tes echo jantung anak saya. Untuk memastikan penyakit dan pengobatan selanjutnya. Tes echo jantung ternyata tidak seseram yang saya bayangkan. Hanya di balur gel bening dan di usap atau di gosok dengan alat yang tersambung ke monitor untuk melihat kondisi jantungnya.

Senin siang hasil tes echo sudah ada, dari hasil itu kawasakinya “tidak tegak” kata dokter, jd sudah di pastikan anak saya terkena demam scarletina. Dan dari hasil tes echo itu juga mengubah semua obat yang diberikan ke anak saya dan dokterpun mengerucut hanya menjadi satu dokter saja yaitu dokter spesialis penyakit tropis.




Pengobatan dari dokter saya ikuti dengan sungguh sungguh suhu anak saya sudah turun, nafsu makannya mulai membaik, namun yang saya kagetkan adalah hampir semua kulit anak saya mengelupas. Saya coba tanyakan ke dokter, dan alhamdulillah menurut dokter kondisi anak saya mulai membaik, untuk kilit memang akan seperti itu karena itu adalah respon dari obat / antibiotik yang diberikan, dan untuk menghilangkan rasa gatal karena kulit nya kering dan mengelupas, dokter menyarankan untuk menggunakan lotion tertentu.

Singkat cerita kamis siang dokter membolehkan anak saya untuk pulang karena anak saya sudah membaik, namun dengan catatan harus menghabiskan antibiotinya sampai 14 hari kedepan. Dan itu membuat kami semua senang dan bersyukur karena anak saya sudah sembuh.

Dari pengalaman ini menjadikan saya lebih hati hati bila anak saya terkena demam dan sakit tenggorokan, Semua penyakit yang di prediksikan keanak saya merupakan penyakit yang sangat langka dan butuh penanganan yang cepat agar tidak menyebkan komplikasi pada organ bagian dalam lainnya. dan saya juga sangat berterima kasih kepada semua dokter yang sudah merespon cepat dalam pengobatan anak saya sehingga akhirnya anak saya dapat dengan cepat sembuh.

Semoga para moms disana bisa mengambil pelajaran dari saya dengan tidak membiarkan anak demam berlarut larut. Walaupun hanya demam, sebaiknya langsung periksakan anak ke dokter, karena yang menurut kita demam biasa, belum tentu sama menurut dokter.