Judul : Ayahku (bukan) Pembohong
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-3158-4
Blurb :
Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya/ kapan terakhir kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkrama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya?
Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya.
Mulai lah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.
Review :
Membaca novel ini mengingatkan aku akan bapak ku, beliau sering banget mendongeng sebelum aku tidur. Novel dengan isi yang sangat sederhana ini mengisahkan perjalanan seorang ayah yang sangat mencintai kesederhanaan.
Aku sangat menyukai kisah yang diceritakan di novel ini, kisah yang lekat dengan kehidupan nyata. Kisah yang mengajarkan banyak hal. kesabaran, kesederhanaan, cinta, kasih sayang, sopan santun dan kejujuran
Mempunyai ilmu tinggi dan berpengetahuan luas, menjadikan diri kita tau akan banyak hal, termasuk pengalaman hidup. Pengalaman pengalaman yang terjadi baiknya di perjelas agar tidak menimbulkan salah paham bila kita menceritakannya kepada orang lain.
Aku sangat menyukai karakter ayah Dam, karakter yang sungguh luar biasa. Mencintai kejujuran dan kesederhanaan sampai akhir hayatnya. Walaupun dia tidak menjelaskan tentang kebenarannya, namun kebenaran itu pasti datang dengan sendirinya.
Dari semua yang diceritakan di novel ini, hanya alur nya saja yang aku kurang begitu suka. alu maju mundur terkadang membuat aku mengingat ingat bacaan sebelumnya.
Ceritanya sangat kena di hati aku, bahkan aku sampai menangis terisak di bab terakhir..
aku juga suka kalimat epilognya :
Untuk membuat hati kita lapang dan dalam, tidak cukup dengan membaca novel, membaca buku buku, mendengarkan petuah, nasihat, atau ceramah. Para sufi dan orang orang berbahagia di dunia harus bekerja keras. Membangun benteng, menjauh dari dunia, melatih hati siang dan malam. Hidup sederhana apa adanya adalah jalan tercepat untuk melatih hati. Percaya Lah memiliki hati yang lapang dan dalam adalah konkret dan menyenangkan, ketika kita bisa berdiri dengan seluruh kebahagiaan hidup, menatap kesibukan di sekitar, dan melewati hari hari berjalan, bersama keluarga tercinta.
Untuk yang menyukai kisa kisah sederhana dengan gaya bahasa ringan yang sangat mudah di pahami, aku merekomendasikan buku ini. Yuk Dapatkan bukunya di Toko Buku kesayangan kamu
Hampir dari semua novel Tere Liye yang pernah saya baca selalu sukses bikin nangis kak. Banyak pelajaran hidup yang diselipkan di novelnya.
BalasHapusTernyata bukan cuma aku aja yang dibuatnya nangis,, bener banget kak, pelajaran hidupnya banyak banget.
Hapus