Nadiem Anwar Makarim, seorang menteri pendidikan dan kebudayaan Indonesia yang diangkat oleh presiden ke-7 yaitu Joko Widodo. Nadiem menjabat sejak tgl 28 April 2021. Namun kebijakan kebijakan yang dibuat nya, selalu mengundang huru hara di kalangan masyarakat terutama bagi orang tua murid.
Namun, apakah perubahan yang dibuat oleh menteri pendidikan dan kebudayaan kita sudah cocok diterapkan di Indonesia?
Carut marut PPDB tahun 2024 memang sudah berakhir, tetapi untuk sebagian kalangan mungkin masih membekas di hati, terutama bagi murid yang tidak diterima di sekolah impiannya karena terhalang sistem zonasi. Tujuan utama PPDB menggunakan sistem zonasi adalah agar sekolah yang ada di indonesia merata, namun sepertinya bapak Nadiem lupa, bawa sarana dan prasarana di setiap sekolah itu berbeda. Sehingga, banyak murid yang masih ingin bersekolah di sekolah yang mereka impikan.
Sama seperti halnya perubahan sistem PPDB, kurikulum merdeka yang sudah dirancang untuk menggantikan kurikulum yang sudah adapun menimbulkan kegelisahan bagi para murid. Sebagian banyak dari murid mungkin akan merasakan kesulitan dalam belajar dengan perubahan yang signifikan tersebut.
Dengan munculnya mata pelajaran baru yang masih asing untuk para murid, terutama di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), dan juga penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa yang dihapus dan digantikan dengan pilihan paket yang lebih membingungkan untuk para murid dan orang tua murid dalam memilih.
Pertanyaannya adalah bagaimana nasib murid yang sudah memilih paket di kelas XI, namun saat akan masuk perguruan tinggi, murid tersebut berubah pilihan jurusan di detik detik akhir karena satu dan lain hal? akankah murid tersebut terjebak di pilihan paket yang dia ambil? karena pada dasarnya anak anak SMA masih bimbang untuk menentukan kemana dia akan melanjutkan.
Tujuan dari pak mentri memang sangatlah bagus dan mulia, tetapi mungkin sebelum diterapkan di setiap sekolah yang ada di negara kita, ada baiknya memperhatikan variabel variabel yang menunjang untuk perubahan tersebut.
Sama ratakan sarana dan prasarana yang ada di desa dan dikota. termasuk sekolah yang ada di pelosok
Sama ratakan struktur dan infrastruktur disemua sekolah
Buat sekolah sekolah negeri di desa dan pelosok, sehingga murid yang tinggal di desa/pelosok tidak kena zona
Tingkatkan kemampuan mengajar / guru sehingga sudah siap dengan perubahan kurikulum.
Perbanyak pelatihan terkait kurikulum merdeka
Dengan variable pendukung yang sudah dimatangkan sedemikian rupa, masyarakat pasti akan mendukung kebijakan tanpa menimbulkan kegelisahan dan huru hara seperti sekarang ini. Karena pada hakikatnya, masyarakat juga akan mengikuti apabila demi kebaikan bersama.
Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI